Renungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (QS.14:42)

Selasa, 19 Oktober 2010

Manusia Gajah

Sifat congkak inilah ditampilkan Gajah karena merasa dirinya besar. Paling besar di antara makhluq di hutan. Gambaran demikian ini tidaklah jauh berbeda dengan dirimu wahai si Fulan! Dapatkah gajah menyadari jika hari ini dia dapat merusak fihak lemah. Lain waktu dia pun akan dibalikkan oleh fihak lain yang lemah. Dalam hal ini sebenarnya sang Gajah tidak perlu merasa congkak karena memiliki kaki yang besar, sehingga dapat menyepak atau menginjak fihak lemah. Lupakah sang Gajah pada dirinya sendiri sebenarnya juga memiliki kelemahan, yaitu mata atau pandangannya yang sempit (dilambangkan mata gajah kecil dan sipit), mudah dimanfaatkan fihak lain untuk membalikkan kecongkakannya. Misalnya serangga kecil dan lemah, nyamuk atau semut masuk ke dalam telinganya yang lebar. Apakah dapat sang Gajah mengatasinya? Demikian itulah keadaan kecongkakanmu wahai si Fulan yang tidak pernah menyadari jika diri serba dalam ketidak-sempurnaan (banyak kelemahan).
Sebenarnya telalu bodoh kau menampilkan sifat congkak dan sombong. Pertanyaan: Apa yang membuat kau berlaku sombong? Apakah merasa diri telah menduduki sekolah tinggi, kemudian kau bersifat congkak dan sombong? Apa yang sudah dapat kau perbuat dari hasil sekolahmu? Boleh jadi karena berhasil mencetak logikamu cerdas dan maju. Pertanyaan: dari mana logika itu kau peroleh wahai si Fulan? Sehingga kau merasa, banyak hal yang dapat kau lakukan dengan logikamu. Padahal kecerdasan kemajuan logikamu hanya mencetak dirimu menjadi seorng penipu. Karena ilmu yang kau peroleh hasil dari mengambil sana, mengambil sini (mencuplik sana, mencuplik sini). Terlalu mahal, biaya yang kau keluarkan jika hanya untuk mencetak diri menjadi seorang penipu. Realisasi penipuan yang kau peroleh itu adalah kau bekerja menipu fihak lemah. Jika memang kau seorang cerdas, cobalah kau buat selembar sayap lalat yang kecil.
Terlalu cepat mudah kau berbuat sombong dan congkak. Matamu atau pandanganmu yang sempit membuat kau menganggap enteng terhadap kaum lemah, sehingga kau begitu saja menyepak dan menginjak hak-hak mereka. Akan tetapi pernahkah kau ketahui bahwa di balik fihak lemah terdapat sumber timbunan kekuatan? Kekuatan itu sendiri adalah Allah. Cobalah kau lihat gajah, harimau, ular, buaya dan binatang buas lainya yang kelihatan congkak dan sombong. Bukankah untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka tergantung pada fihak-fihak lemah? Jika memang para binatang tersebut merasa dirinya sebagai raja hutan yang seenaknya saja dapat berbuat semena-mena. Mengapa mereka tidak membuat sendiri kebutuhan hidupnya? Kenyataannya, mereka masih tergantung pada fihak lain, padahal sudah merasa dirinya hebat, pintar dan berbagai sandangan kesombongan dan kecongkakan yang diselendangkan di dadanya.
Begitu pula dirimu wahai si Fulan! Jika kau merasa hebat, bangga dengan kecerdasan logikamu yang ada. Pertanyaannya: mengapa kau masih bergantung pada fihak-fihak yang lain? Justru fihak-fihak lemah ini pula yang menjadi sasaranmu. Mengapa kau tidak membuat sendiri kebutuhan hidupmu seperti beras dan air yang menjadi kebutuhan pokok? Cobalah kau buat kedua benda itu! Oleh karena itu, sadarlah wahai anak manusia, bahwa dirimu tak ada nilai dan harganya. Tak ada yang pantas kau sombongkan, karena kau belum banyak berbuat apa-apa untuk kepentingan ummat manusia. Engkau laksana gajah, harimau, ular dan buaya yang hanya berbuat kerusakan di mana saja. Tidak hanya kerusakan di luar diri, melainkan dirimu sendiri telah kau rusak. Karena ilmu yang kau peroleh hanya membuat dirimu menjadi seorang penipu ulung saja. Padahal jika kau mengerti, di dalam dirimu ada KUNCI untuk memperoleh ilmu tanpa mengeluarkan biaya besar dan tidak pula mencetakmu menjadi seorang penipu, yaitu HATI. Tetapi hati inilah yang telah kau rusak sedemikian rupa. Karena itu:
* Keluarlah engkau dari lumpur yang dalam itu.
* Bukalah matamu lebar-lebar, bahwa hidup ini tidak hanya di dalam lumpur.
* Bangkit dan bersihkan jiwa-ragamu yang selama ini kotor dan busuk melalui taubat kepada Allah. Itulah jalan bagimu.
* Ingatlah, iblis akan selalu merongrong rumah-tanggamu. Iblis marah selama ini, karena kalian berdua adalah tawanan.
* Yang sebenarnya kalian berdualah suami-istri yang telah menyerahkan diri kepada iblis.
* Kini kalian bangkit untuk meninggalkan iblis syaitan untuk selama-lamanya. Tentu saja dia marah dan kecewa.
* Jika kalian hendak aman dari kejaran iblis, maka alamat pergilah kepada Allah Yang Perkasa sebagai tempat bernaung.
* Dengan sungguh-sungguh buktikanlah taubat dan ketaatan kalian berdua. Maka ucapkanlah Insya-Allah keamanan dan kebahagian akan diraih kalian berdua.
* Bebas dari tawanan iblis itu harapan manusia.
* Bina dan rawatlah istrimu yang lemah tak berdaya, jangan sampai ia tertinggal sebagaimana yang diisyaratkan pada firman Allah Surah Al-Ankabuut:

قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
Berkata Ibrahim: “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”. Para malaikat berkata: “Kami lebih mengetahui siapa yang di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya, termasuk orang-orang yang tertingggal (dibinasakan). (QS.29:32)
* Fikir dan renungkanlah semua yang telah Allah arahkan melalui firman-Nya pada kalian berdua, kemudian sikapilah dengan kesungguhan nyata.

Dikutip dari tulisan Ki Moenadi MS, berjudul: ”Seputar Lagak-Lagu Lenggak-Lenggok Manusia”, Bunga Rampai LAUKAPARA Seri Noda-Noda Kehidupan; Yayasan Badiyo, Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar