Renungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (QS.14:42)

Senin, 18 Oktober 2010

Syirik

Beladiri “Tenaga Dalam”
Wahai si Fulan yang bersikap penuh dengan kepicikan! Di bumi manakah engkau berjalan? Begitu mudahnya kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong seolah-olah tak ada satu makhluq pun yang berani mendekatimu. Namamu sungguh indah bersandangkan kewibawaan. Apakah dengan sandangan wibawa ini engkau akan aman bekeliaran? Ya, sepintas orang umum akan memandangmu seorang yang kuat tak terkalahkan. Tapi pernahkah engkau berfikir bahwa: “Benarkah mereka takut atau apakah tidak sebaliknya mereka sinis dan benci padamu?” Dalam hal ini tidak pernah kau merenungkan seekor serigala meraung berjalan kian-kemari sambil menggoyang-nggoyangkan ekornya. Keberanian sang harimau berjalan kian-kemari disebabkan sang harimau merasa bahwa tak satu pun makhluq hewan hutan yang berani mendekatinya. Memang kenyataan semua makhluq yang ada di hutan, apabila melihat seekor harimau mereka langsung besembunyi. Apakah karena bela-dirimu, kau merasa bebas berjalan sendiri kian-kemari? Bagaimana perasaan hatimu bila semua manusia menyembunyikan diri di dalam rumahnya, karena melihat dirimu, sehingga kau benar-benar seorang diri? Bukankah hal demikian itu suatu kehinaan bagi dirimu, lalu apa yang kau peroleh dengan hidup seorang diri?
Kau memiliki beladiri, berarti kau akan menundukkan semua manusia atau mengalahkan semua manusia. Itu tandanya engkau akan mengalahkan Allah. Dalam hal ini kamu tidak akan menjawab: “Tidak!” Bukan Allah yang engkau tangkis! Tapi pernahkah logikamu berfikir dan merenung bahwa manusia yang berada di luar dirimu adalah milik Allah dan ciptaan Allah? Jika mereka yang hendak kau kalahkan/tundukkan, berarti kau ingin menundukkan Allah? Jika demikian, di mana letak kau menghargai ciptaan Allah? Itu tandanya kau telah berani meremahkan ciptaan atau hasil-karya Allah. Ketahuilah, logikamu itu sesungguhnya sangatlah dangkal! Buktinya kau tak mampu memandang di balik manusia adalah Allah. jika kau mengerti dan mampu memandang di balik manusia adalah Allah, tentulah kau akan bersifat ramah dan saling menjaga. Hatimu telah buta wahai si Fulan, akibatnya kau hanya dapat meraba apa yang ada tanpa dapat berbuat dan memandang apa sebenarnya yang kau raba. Seumpama orang buta, berjalan meraba-raba ketemu dengan suara seorang manusia. Tapi tahukah si buta, siapa sebenarnya manusia tersebut?
Wahai si Fulan yang berfikir licik! Apa sebenarnya hendak kau peroleh dari hasil beladiri? Hendak mengalahkan manusia atau agar diri tetap bertahan dari segala serangan? Bukankah itu berarti dirimu hendak menyaingi Allah! Tahukah bahwa yang kekal tak terkalahkan oleh apa dan siapa hanyalah Allah saja? Tidakkah kau sadari bahwa dirimu adalah makhluq ciptaan? Bukankah makhluq ciptaan itu lambat atau cepat pasti akan hancur dan sirna? Pernahkah logikamu kau bawa memikirkan bahwa apapun bentuknya yang dicipta itu akan hancur sirna? Carilah di seluruh muka bumi ini, adakah sesuatu yang dicipta dapat bekekalan? Cobalah kau merenung lebih dalam wahai si Fulan! Adakah suatu hasil cipta itu tampak menyenangkan dan memuaskan. Semua itu sifatnya sementara, yang akhirnya ia akan habis musnah ditelan masa. Ambillah contoh: apakah rumah, kendaraan, jalan, pabrik, alat rumah tangga dan lain-lain yang semuanya itu dicipta, dapat bertahan? Begitu pula dengan beladiri yang kau miliki, bukankah itu hasil cipta dan usaha manusia. Lalu apa yang dapat dijaga dari beladiri yang ada. Sementara ia (beladiri) dapat kau banggakan. Tapi pernahkah kau berfikir bila suatu saat habis masanya dirimu kembali kepada kelemahan dan ketidak-berdayaan? Itulah gambaran dirimu laksana rumah laba-laba.
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba- laba kalau mereka mengetahui. (QS.29:41)
Betapa lemahnya rumah laba-laba yang seketika dapat hancur dan roboh. Tapi walaupun rumah laba-laba lemah, masih dapat memberikan jasa dua orang yang suci sewaktu di gua: Rasulullah Muhammad s.a.w. dan sahabatnya Abu Bakar. Lalu bagaimna dengan dirimu: "Apakah yang telah dapat disumbangkan dari hasil bela dirimu itu untuk kepentingan ummat? itulah sesuatu yang dicipta yang tak memberikan sumbangan apa-apa. Dan penjagaan? Hanya Yang Menciptalah yang mampu memberikannya; demikian pula Perawat terhadap yang dicipta/manusia hanyalah Allah. Dengan demikian selaku Penjaga manusia adalah Allah. Betapa bodohnya logika manusia, serupa keledai dungu yang memainkan telinganya.
Sebenarnya mereka yang mencari beladiri itu adalah lemah dan ringkih. Dengan beladiri itulah untuk menutupi kelemahan dan keringkihan dirnya. Padahal manusia yang kuat dan berani adalah tak takut kepada apa dan siapa, kecuali rasa takutnya hanya tertuju kepada Allah. Tak perlu menggunakan topeng beladiri sebagai bentengnya. Allah yang Maha Kuat adalah bentengnya yang tak akan terkalahkan oleh apa dan siapa.
Bagaimana pula dengan logikamu, bahwa perhitungan dengan memakai hari tertentu dapat memberikan keselamatan? Renungilah mendalam wahai si Fulan! Bagaimana hari tertentu dapat memberikan keselamatan, sedangkan hari itu sendiri tidak kau ketahui bentuk dan nyatanya. Mungkinkah suatu yang tak nyata dapat berbuat.Sedangkan keselamatan itu sifatnya perbuatan. Pertanyaan: "Dapatkah dirimu membedakan hari yang satu dengan hari yang lainnya?" Tidakkah kau ingat, bahwa hari itu sendiri sifatnya aktif berputar pada orbitnya. Sehingga masing-masing hari memiliki pagi, siang, petang dan malam. Hanya suasanalah yang membedakan masing-masing hari tersebut, yakni hujan, dingin, panas. Logikamu akan menjawab bukan harinya yang memberikan keselamatan, melainkan perhitungan jumlah angkanya. jika satu pertanyaan dilemparkan pada dirimu, yakni: "Adakah angka itu sendiri dapat berbuat sesuatu kepada manusia?"
Ingatlah wahai si Fulan, Islam itu sesuai dengan 'aqal dan dapat diterima 'aqal. Lalu apakah dengan perbuatanmu menggunakan perhitungan hari-hari tertentu dapat memberikan keselamatan. Bisakah diterima 'aqal sehatmu, wahai manusia? Inilah keangkuhan dan kesombonganmu, perhitungan hari lebih diutamakan daripada Allah untuk mencari keselamatan.
Dapatkah kau merasakan bila seorang anakmu melindungkan dirinya pada seekor kucing yang tak dapat berbuat apa-apa? Padahal sang anak sangat takut dan khawatir pada sesuatu, sementara kau sendiri berada di depan. tapi dia tidak mau mendekat dan meminta bantuanmu, malah si anak berlari menuju seekor kucing yang sedang tidur itu. Bukankah hatimu berkata bahwa jangan-jangan anak tersebut gila. Ketika itu kau kasihan melihat si anak yang fikirannya telah gila tak dapat membedakan apakah seekor kucing itu dapat atau tidak membantu memberikan keselamatan jiwa raganya.
Begitulah dirimu, bila 'aqalmu tidak dapat membedakan sesuatu. Serupa dengan anak yang sedang gila, sehingga hari-hari tertentu dianggap dapat memberikan keselamatan. Padahal sebagaimana Allah telah jelaskan sesuatu yang di cipta tak mampu memberikan keselamatan kepada yang mencipta. Begitu pula kepada sesama yang dicipta tak akan dapat memberikan keselamatan. hari atau manusia; Allahlah yang mencipta dan yang memberikan keselamatannya.
Dikutip dari tulisan Ki Moenadi MS, berjudul: ”Kafara Nyata Pecah Niyat-Ucap & Sikap”, Bunga Rampai LAUKAPARA Seri Noda-Noda kehidupan; Yayasan Badiyo, Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar