Renungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (QS.14:42)

Jumat, 22 Oktober 2010

Bantu Biaya Dan Tenaga Untuk Selamatan Orang Meninggal

Seseorang yang telah mengakhiri hidupnya tidak ada lagi yang dapat menambah amalnya, kecuali do’a nya seorang anak yang shaleh, amalnya sendiri ketika masih hidup, dan ilmu bermanfaat yang ia tinggalkan. Kata-kata selamatan untuk orang yang meninggal, dalam hal ini, apanya yang hendak diselamatkan? Apakah karena telah berakhir hidupnya? Atau kah agar yang telah meninggal ini dapat bebas dari adanya adzab kubur? Dalam firman Allah menyatakan bahwa apa-apa yang diperbuat seseorang, imbalannya akan kembali pada dirinya sendiri.
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh apa yang telah diusahakan, (QS.53:39)
Lalu bagaimana mungkin dengan selamatan akan membantu seseorang dari adanya adzab kubur.
Wahai Si Fulan! Apa-apa yang telah dirisalahkan oleh Rasulullah Muhammad s.a.w. tidak ada lagi kekurangannya. Cukup sempurna sudah, risalah yang ia wariskan kepada ummatnya. Adakah hal selamatan ornag mati pernah dituntunkan Rasul? Jelas Rasul tak pernah menuntunkan hal itu. Lalu siapkah yang akan diteladani, Rasul atau seseorang? Kau berikan bantuan tenaga dan harta, jika kau arahkan kepada keluarga yang ditinggalkan mayit itu adalah benar. Tapi bila kau arahkan kepada yang meninggal, hal itu suatu kekeliruan.
Jika suatu acara selamatan dapat menolong seseorang dari adzab kubur atau untuk menambah amal bagi yang meninggal, maka tak perlu seseorang semasa hidupnya beribadah dan beramal kebajikan; cukup setelah meninggal selamatkan dengan membaca do’a; juga tak perlu kejahatan diberantas. Sebab semuanya telah tercakup nanti setelah seseorang meninggal. Ini semua akibat ummat Islam yang hanya membeo seperti beo. Tak mengerti haqeqat sesungguhnya dari apa yang ia diperbuat. Diberi ‘aqal tidak mau disyukuri ‘aqalnya. Akhirnya jadilah ummat Islam menjadi ummat yang selau diperbodoh.
 
Dikutip dari tulisan Ki Moenadi MS, berjudul: ”Si Paul Peci di Atas Dengkul”, Halaman: 153, Bunga Rampai LAUKAPARA Seri Noda-Noda Kehidupan; Yayasan Badiyo, Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar