
* cemoohkan tindak perbuatanmu sendiri,
* mencari-cari perhatian orang banyak agar diketahui bahwa dirimu telah banyak berbuat baik.
* mencari-cari perhatian orang banyak agar diketahui bahwa dirimu telah banyak berbuat baik.
Tidakkah kau sadari bahwa kemampuanmu untuk bisa memberi sesuatu sebenarnya karena pertolongan Allah semata. Apakah itu pemberian berupa tenaga atau harta. Sekiranya tenaga yang ada dalam dirimu itu dilepas Allah, apa yang ada dalam dirimu? Dapatkah kau berbuat sebagaimana biasa? Bagaimana dan apa pun caramu mencari-cari perhatian banyak orang, agar diketahui bahwa dirimu ada kebaikan, tidaklah akan terwujud. Sebab, kekotoran dan kecurangan dirimu lebih mewarnai kehidupanmu. Jujurlah pada Allah wahai Si Fulan! Bahwa dirimu selama ini tidak pernah mendapatkan perhatian sejati dari banyak orang, karena dalam dirimu tersimpan kebusukan-kebusukan, namun menutupi kebusukan dan kejahatan dirimu. Dalam hal ini berarti kau lebih mengutamakan perhatian makhluq daripada perhatian Allah. Kau lebih suka dipuja-puji oleh sesama makhluq. Tapi, ketahuilah bahwa perbuatanmu mengungkit apa yang telah kau berikan seumpama seekor anjing piaraan atau penjaga rumah yang senantiasa mencari dan menuntut balasan atas jasanya menjaga rumah. Tidakkah kau perhatikan, bagaimana cara anjing mencari perhatian? Matanya berkedap-kedip, lidahnya terulur-ulur menjilat-jilat, hidungnya mengendus-dengus. Jika tidak demikian ia akan menggongnggong terus sampai tuan rumah datang memberi makan atau membelai-belai tubuhnya. Berbeda dengan kuda, apa pun yang telah diberikannya berupa tenaga, tidak pernah kuda menuntut perhatian, apalagi jika kuda dibawa berperang.
Sumber: Si Paul Peci Di Atas Dengkul, Oleh. Ki Munadi MS
Sumber: Si Paul Peci Di Atas Dengkul, Oleh. Ki Munadi MS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar