Renungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (QS.14:42)

Rabu, 29 September 2010

Berbuat Homosexsual

Homosexsual adalah perbuatan yang dapat menghacurkan atau memutuskan tali kehalusan rasa. Kehalusan rasa kaitannya dengan Allah. Siapapun yang sudah terbiasa dengan homosexsual akan mencetak manusia menjadi buas dan liar, yang tidak memiliki rasa kasih sayang, kecuali rasa kasar yang ada pada dirinya. Perbuatan homosexsualmu meskipun belum sampai pada tingkat coitus, tetapi benih kebuasan telah tertanam dalam dirimu. Perbuatan kumpul kebomu dengan siapapun walaupun belum sampai coitus, telah cukup menggambarkan kehidupan binatangmu.
Cobalah kau perhatikan seekor ayam: “ayam jago, apakah dia memikirkan kepada siapa nafsu birahinya dilampiaskan?” Tak pernah ayam jago memikirkan, kepada siapa nafsunya hendak dilampiaskannya. Yang penting bagi si ayam jago, kebutuhan nafsu birahi dapat tersalurkan. Dalam hal ini entah kepada induk, istri bahkan anak sendiri. Sebenarnya bukan saja ayam jago yang berbuat demikian. Tetapi perhatikanlah pula seekor kambing. Kemana-mana yang diincar adalah tanaman hijau. Sang kambing tidak mau tahu sawah siapa yang dimasukinya; yang penting hasratnya untuk memperoleh tanaman hijau terpenuhi. Tanaman hijau yang dimakannya sedikit-sedikit. Meskipun sedikit, daun atau pucuk tanaman yang dimakan, tetap saja nilai tanaman itu menjadi rusak. Tumbuh sih tetap tumbuh, tetapi tumbuh dan berkembangnya tanaman dalam kerusakan. Bagaimana halnya dengan dirimu. Ibarat ayam jago dan kambing tersebut? Jika kenyataan demikian keadaanmu. Dimanakah letak keberadaanmu, di tengah-tengah masyarakat manusia, atau di tengah-tengah masyarakat hewan? Kau pandang perbuatan kumpul kebo itu adalah indah, dapat menyajikan kepuasan-kepuasan. Tidakkah kau mengerti, perbuatan-perbuatan keji itu adalah sulapan syaithon, yang sepintas terpandang mata indah dan memuaskan. Pada akhirnya kejenuhan jua yang dijumpai.
  • Dan (juga) kaum”Aad dan Tsamud dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari puing-puing tempat tinggal mereka. Dan syaithon menjadikan memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah). Sedangkan mereka adalah orang yang berpandangan tajam.
Wahai si fulan! Berapa banyak sudah engkau berbuat kerusakan di muka bumi ini, baik itu perbuatan merusak diri sendiri maupun orang lain. Engkau berpijat badan pada seorang wanita, sudah dipastikan tumbuh nafsu seksual. Jangankan telah bergerak meraba-raba, selagi memandang saja sudah dapat menumbuhkan nafsu. Itulah sebabnya Al-Qur’an mengatur ketat pergaulan pria/wanita. Tetapi bagaimana bisa engkau mengikuti tata-cara Al-Quran, sedangkan Al-Qur’an itu sndiri engkau inkari dan banyak pula kau ragui.

Sumber: Pacaran atau Mendekati Zina dan Perzinaan Oleh. Ki Munadi MS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar