Renungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (QS.14:42)

Sabtu, 04 Desember 2010

Hijrah Dari Pola-Pikir YHD

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.4:100)

Berbicara hijrah, yang paling utama adalah merubah pola pikir dan pola pandang dari YHD kepada Qur’ani. Kalau dulu ada yang asyik berjuang single fighter, asyik sendiri, sekarang juga harus berubah. Harus meleburkan diri dalam kelompok (Gunungan). Tentu ini punya konsekuensi logis. Tidak boleh lagi hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga tapi harus mulai berfikir untuk kepentingan bersama (Negeri-Bangsa). Tak mengapa tergabung pada kelompok kecil, semoga dari kelompok kecil ini ada saudara-saudara kita yang tergabung pada kelompok-kelompok kecil yang lain, sehingga dari kelompok-kelompok kecil itu nanti akan bersatu-padu menjadi kelompok yang besar (Gunungan yang lebih besar). Sudah saatnya kita harus meninggalkan cara berfikir YHD yang suka memecah belah, menilai baik dan buruk hanya dengan foting (“survey membuktikan…..!, ekkk….okkkkk….”).

Tujuan utama berhijrah adalah untuk menyatukan dan memperkokoh barisan. Nabi membuktikan dalam Perang Badr, ummat Islam dapat memporak-porandakan orang kafir jahiliyah padahal jumlah personilnya cuma 300 orang. Sedang orang kafir Quraisy berjumlah 1000 orang dengan dana yang berlebihan, persenjataan yang lengkap dan personil-personil yang terlatih. Sebaliknya di Perang Hunain jumlah orang Islam bukan main banyaknya, lebih 12.000 personil. Kenapa dapat dikagetkan oleh orang kafir? Sehingga nyaris ummat Islam mengalami kekalahan ? Ini tidak lain disebabkan karena barisan umat Islam dalam Perang Badr rapat dan rapi, sedang di Perang Hunain mulai renggang karena dijangkiti penyakit sombong dengan jumlah yang banyak.

Bagi yang berpredikat anshor harus mempunyai kesiapan untuk didatangi para muhajirin. Harus menyambut mereka dengan wajah yang berbunga-bunga, harus membantu keperluannya. Tak usahlah melihat mana yang kantongnya tebal atau yang kantongnya kosong, yang berjalan kaki atau yang naik mobil. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Bukan ringan sama dijinjing berat bawa sendiri. Karena pada kebersamaan inilah letak kekuatan itu.

Dalam kenyataannya, orang berhijrah tidak ada yang sengsara hidupnya. Walaupun tujuan utamanya berhijrah bukan untuk kekayaan duniawi. Tapi demikianlah janji Allah kepada orang yang berhijrah. Sejarah menceriterakan bahwa sahabat-sahabat Nabi yang berhijrah dari Mekah ke Madinah tidak ada yang membawa apa-apa. Namun setelah sampai di Madinah, mulai merakit usaha sampai menjadi konglomerat yang dapat menyaingi YHD, seperti Abdurrahman bin 'Auf. Awalnya ditawari oleh sahabatnya memilih rumahnya dan ingin memberi modal. Tapi Ibnu 'Auf menolak. Dia hanya meminta "Tunjuki saja saya jalan ke pasar". Karena ketekunannya mengelola bisnisnya akhirnya bisa menjadi kaya. Suatu hari pernah menyumbang untuk perjuangan sebanyak 30.000 dinar. Pernah juga membagi-bagi uang kepada 100 orang veteran Badr yang masih hidup jumlahnya juga 30.000 dinar. Pernah juga menyumbang 500 ekor kuda dan 1.000 ekor onta untuk kepentingan peperangan. Dan banyak lagi sumbangannya yang lain.

Demikian pula sahabat-sahabat yang lain seperti Usman Ibnu Affan yang pernah membantu seluruh penduduk Madinah dimusim paceklik sebanyak 1.000 ekor onta lengkap dengan bebannya yang terdiri dari gandum, minyak samin, dll. Dan beberapa kali menyalurkan bantuan untuk kepentingan peperangan. Ini sebagai bukti bahwa berhijrah itu ada berkahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar