Renungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَـٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (QS.14:42)

Jumat, 19 November 2010

Manusia Kera

Melarang Istri Berjilbab

Bukti kesombonganmu sangat nyata adalah kau larang istrimu berilbab. Bukankah sikap demikian itu tanda bukti kau telah menyaingi Allah! Sedangkan istrimu, Allah yang mencipta. Sudah seharusnya istrimu mentaati Allah. Tetapi karena istrimu takut padamu, perintah Allah ia abaikan. Apakah kau siap mempertanggungjawabkannya kelak di hadapan Allah? Pernahkah logikamu berfikir sampai sejauh itu? Padahal dengan istrimu berjilbab ada keuntungan dan kebaikan bagi dirimu. Secara utuh menjadi hakmu menikmati istrimu tanpa ada fihak lain yang mencobaa-coba mencicipi. Ataukah maksudmu melarang istri berjilbab untuk dipertontonkan di hadapan banyak orang, sehingga banyak menarik perhatian? Tidakkah kau sadar bahwa di antara para penonton tersebut kelak ada tangan usil berniat jahat? Jika demikian ini terjadi penyesalan muncul tidak habis-habisnya. Pernahkah kau melihat penari?
Dirinya dipertonton banyak orang. Apakah kau kira semua penonton bermaksud baik dan sopan? Tidak! Demikian itulah gambarannya apabila seorang wanita tidak berbusana muslimah. Berapa banyak hati para penonton bermaksud atau berniat jahat, seperti seekor kucing mengintai tikus. Apakah kau menginginkan istrimu ibarat sebatang pohon yang kau tanam, yang hasilnya kelak kau nikmati? Tetapi sayang, pohon yang kau tanam turut pula dinikmati ulat, sehingga pertumbuhannya menjadi tidak subur. Oleh sebab itu wahai si Fulan! Kini kau bertanggung jawab menjadikan pohon tumbuh subur tanpa dimakan ulat. Jaga dan peliharalah sebaik-baiknya. Akibat kau telah menjadikan istrimu mengabaikan perintah Allah, maka mintalah maaf kepada istrimu, dengan demikian di pengadilan akhirat kelak kau tidak dituntut istri. Karena apabila masing-masing hak ditekan maka kelak, masing-maisng hak akan mengajukan tuntutan di hadapan Allah.

Dikutip dari tulisan Ki Moenadi MS, berjudul: ”Seputar Lagak-Lagu Lenggak-Lenggok Manusia”, Halaman: 18, (Penambahan gambar oleh: Mas Rhido), Bunga Rampai LAUKAPARA Seri Noda-Noda Kehidupan; Yayasan Badiyo, Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar