آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang–orang yang berbuat kerusakan (QS.10:91)
Ketahuilah wahai si Fulan!
Selamanya kau tak akan pernah dapat merasakan “bagaimana ni’matnya sholat khusuk?” Khusuk itu sendiri adalah pemberian dari Allah. Renungkanlah, “mungkinkah barang bernilai tinggi akan diberikan kepada seorang yang tak pandai mengahargai?” Apalagi memanfaatkan sebagaimana mestinya. Itulah yang terjadi pada dirimu, kau selalu berbuat durhaka kepada Allah, langkah-langkahmu selalu menjurus ke arah celaka.
Bagaimana bisa khusuk kau raih, sementara “SESUATU” salain Allah lebih berkesan dan mendalam pada dirimu dari pada Allah? Jika saja kau sadari sholatmu yang kau lakukan selama ini dari hari ke hari hanyalah menyuburkan buah kedurhakaan, maka kau tak akan pernah habis-habisnya menyesali perbuatanmu.
Justru karena kau merasa diri baik-baik saja (tak pernah berbuat jahat menurut pendapatmu), maka hal inilah yang menutupi hatimu. Memang secara lahiriyah kau tampak baik-baik saja dimata manusia. Tetapi di mata Allah, kau banyak berbuat kerusakan. Kau telah tertipu oleh penilaian manusia. Apakah kau kira sesuatu yang dipandang baik oleh manusia, akan baik pula di mata Allah? Tidak! Betapa banyak sesuatu yang bernilai baik di mata manusia justru keji dan menjijikkan di mata Allah (boleh jadi kamu tak menyukai sesuatu, sedang itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedang sesuatu itu tak baik bagimu). Allah tahu sedangkan kau tak tahu:
Memang Allah bersifat Pemaaf/Pengampun. Tetapi sifat Allah demikian itu kau permainkan. Buktinya, belum juga muncul kesadaranmu untuk konsekwen sepenuhnya ta’at kepada Allah. Jangan kau impikan ampunan Allah. Ampunan Allah turun kepada hamba yang telah menyadari dirinya salah, lalu bertaubat untuk memperbaiki diri dan tidak mengulanginya lagi.
Untuk langkah awal menuju khusuk ialah:
* Sadarlah akan kedurhakaan diri. Berusahalah untuk memperbaiki diri dengan memohon pertolongan Allah, agar dapat menjalankan sesuatu keta’atan muthlaq secara murni, tulus dan ikhlas.
* Hindarilah perbuatan-perbuatan yang mengarah pada perbuatan celaka dengan cara: Jangan mudah diumpan oleh berbagai kata manis yang haqeqatnya sangat pahit. Khususnya segi-segi dunia ilmu yang sekilas tampak menarik/memukau mata. Tapi haqiqinya pergeseran diri dari keta’atanmu kepada Allah. Hal-hal inilah yang sering menjebak atau memperangkap dirimu jatuh dalam perbuatan celaka (yang otomatis pula, kau jatuh ke perbuatan durhaka).
* Mulailah dimengerti dan menghayati apa yang ada dalam rangkaian untaian kata sholat. Karena bagaimana komunikasi akan dapat berjalan baik atau tersambung, bila apa yang diucapkan belum dimengerti dan dihayati makna rangkaian atau untaian kata sholat. Tindak lanjutnya disadari. Akhirnya mewujud dalam bentuk sikap perbuatan.
* Kunci "keberhasilan" adalah menjalankan keta’atan: إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan/keberhasilan (QS.78:31).
Perintah keta’atan telah nyata menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits, “jangan berpikir untung rugi bagi diri dalam menjalankan keta’atan”. Tidak jarang pula peluru-peluru dalam bentuk rasa khawatir, cemas dan takut yang dimunculkan oleh logika dan nafsu agar gagal melaksanakan keta’atan tersebut.
Agar kau semakin menyadari wahai si Fulan!
Perhatikanlah pohon bambu. Kulit luarnya tampak licin dan halus. Tetapi sayang, di dalamnya keropos. Demikianlah dirimu, tampak lahiriyah lembut menarik. Tapi jiwamu kropos tanpa iman! Hanya karena belas kasih Allah semata kepadamu, kau ditarik Allah dari lumpur kema’siatan masuk ke dalam rahmat. Dengan demikian, Allah selamatkan kau dari kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat (dari siksa dan adzab). Selama ini kau terperangkap dalam umpan-umpan manis dari fihak musuh (dholim, munafiq, fasiq dan kafir). Kau belum merasakan betapa pahit dan sakitnya adzab Allah. Sekali pun kau telah banyak berbuat durhaka kepada Allah, pintu ampunan Allah tetap terbuka. Jika kau memang mau memanfaatkan uluran pemberian kasih Allah, maka manfaatkanlah dengan baik dan maksimal!
Jangan kau rasakan dan kau anggap Allah memaksamu. Sebab di muka bumi ini banyak terdapat hamba-hamba Allah yang menunggu/memohon uluran pertolongan belas kasih Allah. Bagi Allah bisa saja dan sangat mudah untuk mengalihkan atau menggantikanmu dengan mereka yang menunggu (kaum yang lain). Dalam hal ini Allah hanya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya kepadamu. Akan kau ambil atau akan kau abaikan itu pun hak mutlak bagimu. Pilihan bebas berada padamu (khususnya) dan umumnya manusia, kelak akan dimintai pertangungg-jawabannya.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.2:216)
Terlalu banyak bentuk-bentuk kedurhakaan dan perbuatan celaka yang telah kau lakukan. Bentuk-bentuk perbuatan ini sepintas tidak terasakan karena begitu halusnya. Tepatnya dirimu laksana robot yang dijadikan iblis untuk menghancurkan Islam dengan cara pandangan terhadap nilai-nilai Islam sedikit demi sedikit digeser lalu dipalingkan. Sehingga tidak dirasa bahwa pelanggaranmu sedikit demi sedikit terhadap perintah atau larangan Allah yang tercantum di dalam wahyu menjadi sebuah dusta berkepanjangan. Karena kau berkeyakinan Allah maha Pemaaf/Pengampun.Memang Allah bersifat Pemaaf/Pengampun. Tetapi sifat Allah demikian itu kau permainkan. Buktinya, belum juga muncul kesadaranmu untuk konsekwen sepenuhnya ta’at kepada Allah. Jangan kau impikan ampunan Allah. Ampunan Allah turun kepada hamba yang telah menyadari dirinya salah, lalu bertaubat untuk memperbaiki diri dan tidak mengulanginya lagi.
Untuk langkah awal menuju khusuk ialah:
* Sadarlah akan kedurhakaan diri. Berusahalah untuk memperbaiki diri dengan memohon pertolongan Allah, agar dapat menjalankan sesuatu keta’atan muthlaq secara murni, tulus dan ikhlas.
* Hindarilah perbuatan-perbuatan yang mengarah pada perbuatan celaka dengan cara: Jangan mudah diumpan oleh berbagai kata manis yang haqeqatnya sangat pahit. Khususnya segi-segi dunia ilmu yang sekilas tampak menarik/memukau mata. Tapi haqiqinya pergeseran diri dari keta’atanmu kepada Allah. Hal-hal inilah yang sering menjebak atau memperangkap dirimu jatuh dalam perbuatan celaka (yang otomatis pula, kau jatuh ke perbuatan durhaka).
* Mulailah dimengerti dan menghayati apa yang ada dalam rangkaian untaian kata sholat. Karena bagaimana komunikasi akan dapat berjalan baik atau tersambung, bila apa yang diucapkan belum dimengerti dan dihayati makna rangkaian atau untaian kata sholat. Tindak lanjutnya disadari. Akhirnya mewujud dalam bentuk sikap perbuatan.
* Kunci "keberhasilan" adalah menjalankan keta’atan: إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan/keberhasilan (QS.78:31).
Perintah keta’atan telah nyata menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits, “jangan berpikir untung rugi bagi diri dalam menjalankan keta’atan”. Tidak jarang pula peluru-peluru dalam bentuk rasa khawatir, cemas dan takut yang dimunculkan oleh logika dan nafsu agar gagal melaksanakan keta’atan tersebut.
Agar kau semakin menyadari wahai si Fulan!
Perhatikanlah pohon bambu. Kulit luarnya tampak licin dan halus. Tetapi sayang, di dalamnya keropos. Demikianlah dirimu, tampak lahiriyah lembut menarik. Tapi jiwamu kropos tanpa iman! Hanya karena belas kasih Allah semata kepadamu, kau ditarik Allah dari lumpur kema’siatan masuk ke dalam rahmat. Dengan demikian, Allah selamatkan kau dari kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat (dari siksa dan adzab). Selama ini kau terperangkap dalam umpan-umpan manis dari fihak musuh (dholim, munafiq, fasiq dan kafir). Kau belum merasakan betapa pahit dan sakitnya adzab Allah. Sekali pun kau telah banyak berbuat durhaka kepada Allah, pintu ampunan Allah tetap terbuka. Jika kau memang mau memanfaatkan uluran pemberian kasih Allah, maka manfaatkanlah dengan baik dan maksimal!
Jangan kau rasakan dan kau anggap Allah memaksamu. Sebab di muka bumi ini banyak terdapat hamba-hamba Allah yang menunggu/memohon uluran pertolongan belas kasih Allah. Bagi Allah bisa saja dan sangat mudah untuk mengalihkan atau menggantikanmu dengan mereka yang menunggu (kaum yang lain). Dalam hal ini Allah hanya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya kepadamu. Akan kau ambil atau akan kau abaikan itu pun hak mutlak bagimu. Pilihan bebas berada padamu (khususnya) dan umumnya manusia, kelak akan dimintai pertangungg-jawabannya.
Dikutip dari tulisan Ki Moenadi MS, berjudul: ”Lemah Iman”, Bunga Rampai LAUKAPARA Seri Noda-Noda kehidupan; Yayasan Badiyo, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar