Demikian halusnya bahasamu wahai Si Fulan, tetapi pada haqeqatnya kau tetap iri dan dengki. Kecemburuan atau keiri-dengkian hatimu lebih banyak terarah pada keberhasilan dunia. Mengapa kau harus iri terhadap keberhasilan orang lain dari segi duniawi. Padahal segala yang duniawi akan musnah dan hancur. Padahal bila keiri-dengkianmu terarah kepada keberhasilan seseorang dalam meraih keuntungan ukhrowi atau rohani masih diperkenankan sebatas untuk usaha memacu diri-mu. Karena dalam firman Allah telah dinyatakan: “Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan” sesuai kadar yang telah ditentukan pada tiap-tiap orang, dan tiap-tiap orang memiliki kadar yang berbeda-beda. Sebagai contoh seseorang yang telah ditetapkan menjadi wanita tidak bisa menjadi pria. Jika wanita merasa iri melihat kaum pria tidak pernah tehalang dalam beribadah khususnya ibadah sholat yang disebabkan oleh menstruasi, maka sebenarnya wanita tidak boleh iri terhadap pria. Tapi di balik itu masih ada kelebihan wanita yang tidak dimiliki oleh pria, yaitu sifat Allah yang penuh kasih dan sayang. Oleh kerena itu berjalanlah masing-maisng diri di atas relnya masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan, karena masing-msing rel mempunyai satu tujuan yang sama, yakni ke hadhirat Allah. Bila semua manusia dicipta dalam bentuk yang sama, berarti Allah bukan yang berkuasa dan bukan pula yang mencipta, karena yang namanya berkuasa pasti mampu mencuipta dalam bentuk yang beraneka ragam.
Dikutip dari tulisan Ki Moenadi MS, berjudul: ”Si Paul Peci di Atas Dengkul”, Bunga Rampai LAUKAPARA Seri Noda-Noda kehidupan; Yayasan Badiyo, Malang.
cakep bgt tulisannya..salam kenal dari nona reta tapi aku juga pernah ngalami rasa cemburu itu.. pada kelebihan orang lain hingga aku diuji oleh allah dengan cobaan hidup yang membuat kita sadar bahwa allah yang menentukan hidup kita semua..dengan ujian itu mudah2an allah tidak akan meninggalkan kita sendiri ...kenal yuk dengan fb ku ya margareta Nrc dan baca tulisan aku yang lain..
BalasHapusTulisan ini hanya sebuah kutipan, semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan pembacanya. Ujian itu sebenarnya bentuk pendidikan Allah kepada kita agar kita bisa menjadi manusia yang lebih arif. Allah pasti tak akan meninggalkan kita sendiri, hanya kita saja yang senantiasa melupakan dan meninggalkan-Nya karena terikat-pikat rayuan-dusta-dunia.
BalasHapusSalam kenal dari saya tuk anda yang terhormat Margareta Nrd